
Setiap orang suka film. Tapi ga semua orang punya selera sama apalagi kalau sudah kecanduan kayak saya. Kecanduan disini bukan berarti saya tiap jam nonton film (meski beberapa kali pernah nonton film ampe seharian :D), tapi ibarat jam terbang saya yang sudah tinggi, dan cara pandangnya juga sudah beda baik yang dulu dan sekarang, semisal contoh cara saya membandingkan film Transformers karya Michael Bay dengan film Samurai Seven karya Akira Kurosawa, tentu dalam persepektif saya dan orang awam akan berkebalikkan dan jauh berbeda. Saya merasa sedikit punya kemampuan dalam ber-filosofi, meski terlihat agak sok-sok'an ngomong begitu tapi memang saya suka memandang sesuatu dengan cara yang berbeda. Sejujurnya di bangku sekolah bahkan kuliah pun saya sebetulnya bukanlah siapa-siapa, bukan orang yang pintar dan ilmu yang saya dapat di bangku sekolah pun sangat pas-pasan, saya cuman "Ordinary people" dan "Introvert" diantara makhluk "Special" lainnya. Tapi, saya ini orangnya serba ingin tahu, dari hal kecil hingga hal besar, tapi kerasa ingintahuan saya jauh lebih condong ke arah seni. Dan ini pun sedikit banyak berpengaruh pada dan dari film itu sendiri.
First experience saya mengenal film itu sekitar umur 6-7 tahun. Nggak percaya? pengalaman ini didapat saat saya menonton film di bioskop bersama ibu saya. Film yang saya tonton disitu adalah The Lost World: Jurassic Park. Mungkin memang memory untuk umur segitu ngga akan jelas dan yang saya ingat pun cuman sekelibat gambar dinosaurus dan t-rex tanpa mengerti alur cerita. Tapi, dari situ sebagai anak kecil saya merasakan pengalaman sinematis pertama saya. Mungkin agak lebay ya tapi itulah yang saya rasakan dan pengaruhnya masih terasa hingga sekarang. Saya tahu film itu asal muasalnya memang dari ibu saya yang setiap hari selalu nyewa rentalan dvd film dekat rumah, karena hobinya menonton film horror (mungkin hobi dari sini sudah mendarah daging).

Ibarat takdir mempertemukan Romeo dan Juliet, saya jatuh cinta untuk pertama kalinya pada film Spirited Away yang dipinjamkan oleh orang tua saya di rental untuk saya tonton, alhasil film kemudian saya nobatkan sebagai film terpenting dalam sejarah kehidupan masa kecil saya, untuk takaran bocah SD saya nggak menyangka bahwa film inilah yang membawa saya pada moment kebaperan pertama dalam hidup.
Sebelum benar-benar terjerumus dalam dunia film. Saya ini suka komik, kartun dan anime (walau masih suka, tapi sekarang agak berkurang), dan kebetulan saya juga lumayan jago gambar (Sok-sok'an lagi padahal jelek). Di pertengahan dekade 2000-2010 film-film generik yang umum saya favoritkan dulu adalah trilogi Spider-Man nya Tobey Maguire dan trilogi The Lord of the Rings. Mungkin sekitar kelulusan SMA dan menuju bangku kuliah di tahun 2009, disitu saya mulai mengenal banyak film. Saya dulu masih awam, tontonan saya masih sebatas film dengan jajanan visual effect, action, horror chessy, sexism, obscene comedy dan Jason Statham. Dan bagi saya semua itu sudah cukup membuat saya terhibur. Jadi saya belum punya minat dan alasan menonton film drama, romance, mystery, surealisme, dan artsy. Jadi jangan tanya kalau pemahaman saya soal film betul-betul dangkal dan kebanyakan saya nonton junk movies.

In that case, dulu saya sangat kesulitan mencerna film-film dengan basis 'omdo' dan dialog tanpa adanya materi action yang bergelimpangan, dan itu terlihat saat saya dulu stress gara-gara nonton The Departed, gagal paham film The Girl with the Dragon Tatto ver. Daniel Craig sampai setidaknya 3-4 kali me-repeat baru paham, mual dan berhenti di 5 menit pertama pas nonton The Social Network karena pacing dan dialog super-cepat nya si Jesse Eisenberg. Terpengaruh lewat IMDB sebagai media referensi serta informasi dan rating film. Saya sempat bingung dan tak mengerti kenapa film berating besar di IMDB di dominasi oleh film drama dan bukan film action.
"Why so many dramas?"
"Why so many dramas?"
Disinilah titik kulminasi saya terhadap film mulai berkembang. Mungkin sekitar 2010-2011 saya mulai berani menonton film-film yang dianggap berat oleh orang awam. Referensi saya tidak terputus hanya di IMDB. Saya kemudian membaca beberapa blog, artikel dan kritikan yang membahas seputar film dan mencari jawaban kenapa film ini dianggap bagus, dan kenapa film itu dianggap jelek. Bahkan saya sempat heran apa yang menjadi kekurangan film Transformers yang dulunya saya anggap sebagai film sempurna di cap jelek oleh para kritikus film. Dan kenapa film paling boring sedunia seperti Before Sunrise bisa jadi film dengan rating 8. Seperti yang saya katakan diatas bahwa saya orangnya selalu ingin tahu akan hal-hal baru, dan film membantu saya menemukan begitu banyak hal baru.

And that finally! suatu hari saya sempat pengen cari referensi tentang "10 film yang bisa membuat menangis", The Notebook awal mata saya terbuka tentang film. Adegan haru bercampur emosi yang tak terbendung serasa mendidihkan kepala saya. Terbengong dan terdiam di klimaks film ini mengaduk-aduk perasaan saya, diiringi cerita cinta klise dan chemistry Ryan Gosling dan Rachel McAdams, plus dentingan aransemen musik yang menghanyutkan. Meski nggak sampai nangis, baper sampai hampir sebulan, ini film terindah selama saya menonton film romance, meski saya belum nonton Titanic kala itu tapi inilah titik balik saya mulai haus dan keranjingan film drama dan romance, terutama yang sangat mengharukan. Hingga akhirnya tema film yang saya cari lebih banyak dari biasanya, bahkan saya pun tidak lagi membatasi film yang saya tonton. Film klasik, noir, hitam-putih, horror, comedy, fantasy, sci-fi, thriller, history, war, animation, musical dll. Semua saya sikat hampir tanpa sisa. Dan karena masih mengikuti faktor IMDB sebagai acuan, saya mulai menyeleksinya dari rating yang paling besar di IMDB tediri dari The Godfather trilogy, The Dark Knight, Fight Club, 12 Angry Man, Inception, dll.
Meski begitu saya merasa pengetahuan saya bukanlah apa-apa dibanding moviegoers yang bergelimpangan di dunia maya, baik itu kritikus maupun reviewer movie yang notabene jauh lebih mengerti secara detil film yang dia bicarakan dan dia tonton. Waktu itu saya hanya mencari materi film yang bersifat emosional semata, entah dia menyedihkan, mengharukan, ada twist, nyesek movie dll, dan parahnya saya juga seperti terhipnotis dan terpengaruh oleh rating IMDB dan mencap film di atas rating 8 adalah bagus, padahal rating IMDB bukan jaminan, namun kita sendirilah yang menilai bukan hasil kalkulasi rating.

Saya memang tampak seperti orang yang yang sakau karena film. Tapi, jujur pengetahuan saya tentang film belum cukup. Film tampak berfungsi sebagai hiburan di atas permukaan. Tapi, dari satu sisi saya menyadari film tidak segampang itu di cerna dari dalam. Secara kasat mata ada motif tersembunyi yang diam-diam terselip antara isu dan moral yang membuat film itu bisa dikatakan berkualitas. Entah ia menyindir dengan satir ataupun sarkas, film adalah sebentuk informasi yang cenderung bisa membawa pengaruh global dan pola pikir manusia. Sampai-sampai keranah ideologi film bisa dikatakan berkualitas dan dinilai cerdas, diluar konteks apakah film itu membosankan atau tidak.
Dan disini kegilaan saya soal film disalurkan. Melalui tulisan ada segenap kepuasan yang saya rasakan ketika sebuah film mampu saya ungkapkan. Dari sini awal saya menulis dengan sok-sok'annya, bahasa ngejelimet dan tinggi, seolah sudah paham segalanya. Dan tentu saja saya sadar saya ini masih geblek untuk memahami sebuah film, dan hingga hari ini pun ada saja film yang masih sulit saya tulis karena terkendala ga paham isi yang disampaikan film bersangkutan.
Mungkin sebagian orang menganggap nonton film itu buang-buang waktu. Tapi, buat saya pribadi selain sebagai sarana hiburan, saya pun pengen nangkep apa sih manfaat saya nonton film ini atau kenapa saya harus nonton film itu. Selain nambah wawasan, kadang film juga bisa menjadi media berpikir kritis. Wow! bagaimana film membuat saya belajar psikologis, sains, moral, sejarah, filsuf, biografi... Inspiring. Inovative, educative, morality, culture, dan bla! bla! bla! bla! bla!.. meski ya saya bukan seorang yang ahli menafsirkan sesuatu, tapi disisi lain saya setidaknya tahu sedikit rahasia di bumi ini meski ga semuanya.

Dan terakhir pengaruhnya buat saya pribadi... Film membuka mata saya yang dulu paling malas dan ogah baca buku, bahkan yang dulunya ga berpikir niat nulis karena basic dan kegemaran membaca itu ngga ada sama sekali. Entah ilham darimana, mungkin dari hobi dulu suka buat curhatan urusan cinta, sekolah dan keluarga yang dibuat panjang lebar di forum k*skus dan juga sering bikin artikel tak penting sebagai media pengisi waktu luang. Dan membuat blog sok-sok'an jadi reviewer film di tahun 2013 meski tulisan yang cuman modal 100 kata, bikinnya bisa sampai keringat dingin siang dan malam. Mungkin inilah awal saya menemukan passion menjadi writer dan juga awal saya jadi hobi baca buku.
Mungkin tulisan ini hanya sebagai curhatan yang tidak penting. Tapi, saya dari kemarin-kemarin ingin nulis soal ini. Karena saya ingin orang mengerti bahwa film bukanlah hal tanpa arti yang cuma buang-buang waktu. Selain menjadi sarana hiburan, film membantu saya berpikir kritis. Karena otak saya yang mudah jenuh akan sesuatu, melalui film yang tidak ada habisnya berupaya menyampaikan suatu hal. Film membuat datarnya hidup saya menjadi terasa kompleks. Apalagi sekarang dibantu oleh kenikmatan saya dalam menulis... Bew ini membuat hidup saya terasa hidup. Hope all my words can inspiring to you so much! I want to be inspire for everyday for everyone!
0 comments:
Post a Comment