Rough Night (2017) Movie Review - LEMONVIE

Rough Night (2017) Movie Review

, , No Comments
"Excuse me, bit*h? I'm a f*cking sweetheart!"

Membuat lelucon berisi hal-hal gila dan rusuh masih bisa diterima jika masih dalam koridor komedi yang relevan, lucu dan menghibur. Lain jikalau lelucon sudah terlalu eksplisit dan jorok untuk terus dijejali melalui "telinga" dan "mata" kita dengan sesuatu berbau vulgar dan mesum, apalagi ini sudah seringkali diucapkan oleh wanita-wanita cantik di film berjudul Rough Night. Mengingatkan saya dengan film "Dirty Grandpa" yang sudah merusak image aktor besar Robert de Niro, dan ini sama halnya dengan film tersebut yang mana jika saya bisa menuntut Lucia Aniello sebagai debut sutradara (yang juga seorang wanita), menghancurkan reputasi bintang besar seperti Scarlett Johansson, mungkin satu-satunya hal yang bisa saya lakukan adalah menyarankan Anda untuk tak pernah menonton film ini jika Anda masih ingin menyelamatkan akal sehat Anda.

Sebutlah film ini mengawinkan "The Hangover" dan "Bridesmaids". Kisahnya soal Jess (Scarlett Johansson), seorang wanita yang sedang mencalonkan dirinya sebagai senator dan juga bersiap untuk melakukan pernikahan dengan kekasihnya Peter (Paul W. Downs). Sebelum hal itu terjadi, Jess bersama teman-teman satu sekolahnya dulu, Alice (Jillian Bell), Blair (Zoë Kravitz), Frankie (Ilana Glazer) dan juga teman kuliah Jess, Pippa/Kiwi (Kate McKinnon), selain demi merayakan reuni 10 Tahun mereka pun mengadakan pesta lajang sembari berlibur di kota Miami. Namun petaka terjadi saat seorang penari striptis yang mereka sewa mati akibat insiden yang tidak sengaja mereka lakukan, dalam keadaan takut dan panik mereka berusaha menutupi kejadian tersebut dan mencoba keluar dari masalah.


Tidak perlu waktu lama Rough Night membuat saya illfeel, setelah melihat sosok pria dengan kumis palsu, berbaju renang hijau menjijikkan, sekilas tampak memparodikan sosok Borat. Hingga tiba-tiba seorang wanita mabuk salah memasuki kamar tidur mencoba buang air didepan Jess dan teman-temannya. Ya, bersama dengan co-writer Paul W. Downs sekaligus merupakan kekasih Aniello sendiri, bisa dipahami mereka menginginkan komedi gila, eksplosif, dan konyol melewati batas-batas imajinasi yang bisa dipikirkan manusia. Dan alhasil ini lebih dari sebutan gila, ini terlalu kasar dan cacat untuk dijadikan sebuah parodi yang menghibur. Bahkan naskah Downs pun sama-sama tidak memiliki substansi yang kokoh untuk menceritakan lebih detil 5 kepribadian wanita yang berbeda karakteristik dan profesi ini. Mereka tidak memiliki nyawa, bahkan saat mencoba beralih konflik personal yang lebih dalam itu sudah hilang ditelan oleh kebisingan, kenorakkan, dan kemesuman yang dilakukan para wanita ini, yang boleh dibilang tak ada yang namanya improvisasi karakter, seolah mereka melakukan apa yang naskah tulis dan tugaskan. Selama mereka dibuat gila dan tak berakal, sehingga apa-apa termasuk menghisap kokain, hal-hal cabul dengan iringan musik dengan lirik serupa pornonya, termasuk begitu banyaknya aksesoris toy s*x dan alat peraganya yang bertaburan secara tiba-tiba didalam film, saya rasa jika masih ada akal, pikiran jorok tidak akan terlintas saat menonton film ini.


Tidak ada yang bisa saya harapkan dalam film ini, terutama karakter dominan antara Alice dan Jess sebagai sahabat yang paling dekat tidak menampilkan chemistry yang memikat, diganti dengan tingkah horny Alice yang berlebihan. Itu pun datang kepada Blair dan Frankie yang berakhir dengan orientasi seksual yang aneh, bahkan usaha besar yang sudah dilakukan oleh Kiwi dengan ke-absurdan dan kata-kata aneh terkesan flat dan garing. Bahkan sosok Demi Moore yang berakting sebagai Lea, tetangga pasangan nakal bersama Pietro (Ty Burrell), tidak sepenting yang saya kira. Tingkah bodoh hingga pemaksaan twist di pertengahan cerita menambah ketidaklogisan, dan berbagai plot hole dari kekacauan tidak dipergunakan untuk memperkuat karakterisasi dan konflik yang ada, melainkan hanya berfokus pada kegilaan berujung malapetaka cerita yang luar biasa buruknya. Dan cuplikan pendek credit scene di akhir, sekuel Rough Night, maybe? Trigger yang tampil cukup keren untuk memberi rasa penasaran, tapi, jika harus melanjutkan komedi neraka seperti ini lagi, kurasa tidak usah.




| Director |
Lucia Aniello
| Writer |
Lucia Aniello, Paul W. Downs
| Cast |
Scarlett Johansson, Jillian Bell, Zoë Kravitz, Ilana Glazer, Kate McKinnon, Demi Moore, Ty Burrell, Paul W. Downs
| Studio |
Columbia Pictures
| Rating |
R (for crude sexual content, language throughout, drug use and brief bloody images)
| Runtime |
101 minutes (1h 41min)



OFFICIAL RATING | ROUGH NIGHT (2017)
Rating Film IMDB

Rating Film Rottentomatoes

0 comments:

Post a Comment