The Bad Batch (2017) Movie Review - LEMONVIE

The Bad Batch (2017) Movie Review

, , No Comments
🙶 You take care of a garden, and takes care back. You feed it, it feeds you. Few things in this World operate like that.🙷

Tangan buntung dan kaki buntung, Arlen (Suki Waterhouse) telah menggambarkan realita kejam dunia distopia yang dihiasi gurun mati dan tandus, untuk seorang wanita muda yang juga tergabung dalam gerombolan manusia terbuang (The Bad Batch), aturan tak berlaku di dunia yang terisolasi di wilayah Texas, Amerika Serikat sehingga menjadikan sifat mereka liar dan gila. Sang sutradara sekaligus penulis naskah Ana Lily Amirpour melahirkan sebuah ambisi cantik dari sekedar film pertamanya "A Girl Walks Home Alone at Night", sebuah kota di Iran yang didalamnya terdapat vampir penghisap darah. The Bad Batch melahirkan dunia yang menghempaskan moral apalagi hukum, saat kaum kanibal adalah hal paling mengancam di dunia yang dilalui Arlen.

Ada beragam rasa saat melewati ide kreatif yang ditawarkan Amirpour, para kaum kanibal yang atletis dan berotot, sampai permukiman kumuh yang disebut sebagai "Comfort", dimana komunitas masyarakat tersebut dipimpin oleh pria eksentrik bergaya retro, The Dreams (Keanu Reeves), menggandeng sederet istri berperut buncit (hamil), suka berpesta di malam hari dengan house music dan menenggak drugs mencari kesenangan. Arlen sebagai fokus cerita awalnya adalah korban mangsa para kanibal, setelah mencoba lolos, ia lalu ditemukan dan ditolong oleh The Hermit (Jim Carrey), seorang gelandangan yang membawanya ke "Comfort", sebuah tempat teraman dari serangan kaum kanibal. Singkat cerita, 5 bulan kemudian, Arlen menuntut balas atas perlakuan kaum kanibal. Hingga dalam perjalanan ia pun bertemu dengan salah satu kanibal bergaya macho-meksiko bernama Miami Man (Jason Momoa) yang sedang mencari Honey (Jayda Fink) anaknya yang hilang.

The Bad Batch memang punya daya tarik sendiri, memancing dunia distopia dalam balutan arthouse yang nyentrik dan aneh, plus alunan soundtrack retro electronic. Plot awal terasa meyakinkan, mengenalkan kita pada tokoh utama Arlen, kehilangan arah dan tujuan, berjalan sendirian di tengah hamparan gurun panas dan tandus, hingga mengawali keganasan Arlen sebagai korban kaum kanibal. Kehilangan satu kaki dan satu tangan, horror dan ancaman telah tereskalasi dengan baik, apalagi kegilaan berlanjut saat melihat sekumpulan pria berotot dan bermuka seram adalah kanibal itu sendiri. Membuat dunia yang terasa ngeri-ngeri sedap, dan juga bagaimana landscape sinematis berhasil ditangkap pada tiap-tiap moment terasa prestisius. kembali mendapuk Lyle Vincent (A Girl Walks Home Alone at Night) yang berhasil memvisualisasikan dunia yang statis lagi suram terasa cantik dan indah.


Sayang, langkah narasi tidak secantik wajah Suki dan segala aspek artistiknya, dasar cerita yang ingin disampaikan Amirpour mulai terlihat cacat, saat Arlen bergerak dengan motif balas dendam tanpa dasar yang kuat. Pertemuannya dengan Honey, hingga mencuat hubungan tak kasat mata antara Arlen dan Miami Man, mulai mempengaruhi tujuan yang saya pikir Amirpour memberikan tidak sekedar cerita aksi dan gila semacam "Mad Max: Fury Road". Tapi, menampilkan bahwa manusia tanpa belas kasih pun masih memiliki "cinta" dan "kasih sayang" untuk dilindungi. Tapi, ini lebih dari sekedar banyaknya kejanggalan cerita, mencuat segala aksi tanpa toleransi, hingga ketidakmasuk akalan gerak-gerik dilakukan Arlen tanpa intelektual. Keanehan, absurditas hingga keseimbangan tiap konflik tokoh sama sekali tidak koheren, semua tampak aneh dan konklusi akhirpun tanpa rasa heran semakin memberi rasa beban menonton, menghubungkan soal "cinta" dan "tujuan".

Dilandasi kegilaan, distopia dan carut-marut moralitas, tapi sedikitpun adegan brutal tidak lebih dari Miami Man memotong daging manusia seperti memotong daging sapi, lalu disantap seperti barbeque di siang hari. Filmnya tak segila yang dibayangkan, bahkan beberapa kali menelantarkan peran macam Keanu Reeves, tanpa mengerti apakah ia betul-betul jahat atau baik yang pintar berkata bijak dan berfilosofi. Giovanni Ribisi pun demikian, pria autis yang selalu teriak-teriak tak jelas di Comfort, memancing kegaduhan dan kebodohan tapi sama sekali tak penting untuk dilihat. Mungkin salah satu yang cukup menarik, Jim Carrey, laksana gelandangan bisu, yang kadang bersimpati dan berperilaku konyol di depan Arlen dan Miami Man, meski akhirnya perannya tak sejalan dengan rasa empati yang dimilikinya, cenderung juga tokoh tak penting.


The Bad Batch, memang sepenuhnya film dengan porsi cerita yang dangkal, alih-alih pintar pun sedemikian buruknya, Arlen dengan tipikal heroine yang kebingungan mencari arah dan tujuan, sama dengan bingungnya Amirpour menentukan perwatakan, konflik hingga emosi tokoh untuk meningkatkan dramatisasi dan juga simpati kita pada Arlen yang juga minim identitas siapa dia sebenarnya, dan kenapa ia bisa dibuang. Meski dibalik itu, Suki cukup terampil membuat tatapan yang kuat dan indah, dengan segala kelemahan dan cacat tubuhnya di dunia yang jelas keras dan tak berperkemanusiaan, bahkan mengalahkan tubuh sixpack Jason Momoa yang kuat dan indah.

Cinta dan ketertarikan dalam hembusan dunia penuh bad batch dan immoral, tapi sayang ini tidak terlalu indah untuk terealisasi. Meski saya cukup punya bayangan keren soal hubungan antara si Arlen dan Miami Man, bagaimana rasa benci dan canggung itu berbuah cinta dan petualangan yang mempertemukan keduanya antara si kanibal jahat penuh cinta dan si korban yang penuh kebimbangan tanpa ambisi. Tapi, ini tidak cukup, terlalu banyak kebodohan dan pesan filosofis tak karuan. Perkembangan karakter yang lemah, meski filmnya jika ditilik secara visual dan audio memang terasa eksentrik dan cantik. Pada akhirnya The Bad Batch hanya cita rasa coca-cola yang sengaja dicampur dengan minyak kayu putih, segar di awal namun menyengat dan membuat mual di akhir.




| Director |
Ana Lily Amirpour
| Writer |
Ana Lily Amirpour
| Cast |
Giovanni Ribisi, Jason Momoa, Jayda Fink, Jim Carrey, Keanu Reeves, Suki Waterhouse, Yolonda Ross
| Studio |
NEON
| Rating |
R (for violence, language, some drug content and brief nudity)
| Runtime |
118 minutes (1h 58min)



OFFICIAL RATING | THE BAD BATCH (2017)
Rating Film IMDB

Rating Film Rottentomatoes

0 comments:

Post a Comment