The Beguiled (2017) Movie Review - LEMONVIE

The Beguiled (2017) Movie Review

, , No Comments
🙶You're our most unwelcome visitor, and we do not propose to entertain you.🙷

Secara hukum alam pria mendominasi wanita secara fisik maupun emosi karena dianggap lebih lemah. Pria dan wanita memang ditakdirkan memiliki perbedaan, namun perbedaan tersebut justru mengikat mereka melalui hasrat dan ketertarikan. Sofia Coppola sutradara wanita yang dulu sangat sukses dengan film romance "Lost In Translation" 2007 lalu, mencoba mengekspresikan wujud interaksi antara wanita dan pria dalam wujud yang paling darkly dari sebuah karya film terbarunya, The Beguiled yang artinya "memperdaya", "menipu", "mempermainkan". Film ini sendiri seolah kentara bermain dengan unsur psycho-thriller, dimana atmosfer juga tatanan visual dark dan vintage yang kusam membuatnya terasa sangat kelam.

Bersetting tahun 1864 di kota Virginia, Amerika Serikat atau lebih tepatnya 3 Tahun menjelang perang sipil. The Beguiled bercerita tentang seorang pria misterius tak dikenal, Corporal McBurney (Colin Farrell) mengklaim dirinya adalah tentara yang berhasil kabur dari medan perang sipil. Seorang gadis, Amy (Oona Laurence) yang tengah mencari jamur di dalam hutan menemukannya tergeletak tak berdaya dengan kaki terluka memintanya pertolongan. Amy yang merasa kasihan lalu membawanya ke tempat ia tinggal, sebuah sekolah sekaligus asrama wanita. Tentu saja kedatangan tamu tak di undang, McBurney mengejutkan Miss Martha (Nicole Kidman), guru sekaligus pemilik dan pengurus sekolah, Edwina (Kirsten Dunst) seorang guru tunggal, dan para murid mereka Alicia (Elle Fanning), Jane (Angourie Rice), Mary (Addison Riecke), dan Emily (Emma Howard).


Saya sebenarnya agak bingung mengkategorikan film The Beguiled sebagai thriller suspense, meski seperti yang sudah saya katakan film yang diadaptasi dari novel Thomas Cullinan berjudul sama ini agak terasa kurang menegangkan dan terkesan lebih tipikal. Ya, beberapa faktor kekurangan film ini terutama dari segi narasi cerita yang rasanya menjadi asal muasal film yang mencoba menyulap konflik wanita-pria-wanita terasa lemah. Filmnya hampir terasa datar dan beberapa scene terasa repetitif.

Seperti yang saya tahu wanita-wanita ini berada dalam lingkungan yang jauh dari lingkungan sosial masyarakat kota, beradaptasi dengan lingkungan yang sunyi jauh dari perkotaan, ditambah kecamuk perang sipil yang bergejolak. Rasa paranoid akan keadaan hingga kemunculan sosok McBurney yang identitasnya hanya diketahui dari mulutnya entah benar atau tidak, menambah kecurigaan berdasar, apalagi isu pemerkosaan yang disebut-sebut sering dialami wanita oleh para tentara musuh selama perang semakin membuat sosok pria semakin berbahaya. Tapi, filmnya membaur secara lebih kompleks, kehadiran pria oleh para wanita di film ini memiliki perspektif berbeda saat interaksi dilakukan dengan pria (apalagi tampan) secara langsung dan terbuka, dari yang polos sampai yang genit. Hingga terjadi kedekatan asmara, cinta dan nafsu diantara mereka menimbulkan kecemburuan.


Sayangnya film ini diperburuk oleh naskah cerita, filmnya membingungkan dengan banyaknya kontradiksi yang ada, *SPOILER* semisal identitas McBurney yang samasekali tak pernah diketahui apa ia betul-betul seorang tentara atau bukan, atau perbuatan yang dilakukan Miss Martha sesungguhnya karena paranoid, cemburu atau panik saat memotong kaki McBurney, hingga melakukan pembunuhan keji disertai menyeret para gadis-gadis polos dan tak berdosa untuk melakukan rencana keji tersebut dengan rasa tak berdosa *SPOILER END*. Hasrat dan nafsu yang ditekankan oleh Sofia Coppola terasa lemah dan rasanya Coppola kurang pandai memancing kekacauan dan buruknya pengenalan karakter yang ada. Untungnya akting semacam Nicole Kidman masih mengadiksi melalui tatapan matanya yang tajam, memancing paranoid, otorisasi, penolakan dan kebencian meski kita tahu ia hanya mencoba melindungi para gadis dan sedikitnya selalu bersikap baik dan ramah, entah ia baik atau jahat saya pun kurang mengerti. Kirsten Dunst berlaku pada wanita dewasa yang lemah, mudah diperdaya dan jauh lebih polos dari yang saya duga. Hingga yang tak habis pikir, Elle Fanning tetap harus berkutat dengan akting "liar"-nya selain "20th Century Women" dan "The Neon Demon", but it's okay melihat parasnya yang muda dan cantik, tapi raut wajahnya memang selalu terkesan labil dan sedikit-sedikit horny. Dan Collin Farrell, tipikal pria yang suka memperdaya dan memanfaatkan kelemahan wanita dengan kata-katanya yang manis dan penuh bualan.


Well, saya sempat bingung ketika menyelesaikan film ini dengan penuh tanda tanya, tak mengerti tujuan dari Coppola membuat film ini. Tapi, jika menafsirkan sendiri makna dibalik novel Chullinan sendiri pada dasarnya The Beguiled bercerita tentang manusia dalam sosial selalu merasa bijak dan berperilaku sesuai moral didepan orang lain, memenuhi dan mengajarkan tentang bersikap baik dan sopan, meski itu dalam literasi alkitab maupun buku pedoman, namun ketika dorongan hasrat, cinta dan nafsu memanggil, alam bawah sadar kadang membuat logika menjadi dangkal, hingga sifat manusia yang asli muncul dengan kedok kelemahan dan kebaikan, mungkin dimisalkan para wanita yang diremehkan oleh McBurney. Hanya saja Coppola kurang menggali lebih dalam konflik dan hubungan yang hadir seadanya saja, terkesan Coppola takut mengeksplorasi sisi yang lebih menggigit dari sekedar seorang pria yang mencoba memanipulasi sisi terlemah wanita, meski tata visual vintage terasa cantik dan haunted, sampai tata busana-nya cukup manis untuk ditampilkan. The Beguiled hanya kurang terasa fokus mengalirkan tujuan utamanya, hingga di akhir cerita saya sempat bengong, apakah endingnya hanya begini saja? Jadi apa maknanya?




0 comments:

Post a Comment