Captain Underpants: The First Epic Movie (2017) Movie Review - LEMONVIE

Captain Underpants: The First Epic Movie (2017) Movie Review

, , No Comments
"Tra-La-Laaaaaaaaaaaaaaaaaa!"

Poster dan judulnya seakan sudah menjelaskan identitas asli keluaran animasi terbaru Dreamworks seakan mereka tidak mau serius dalam mendorong ambisi mereka membuat film yang lebih baik. Lihat saja film teranyarnya "The Baby Boss" tidak mencapai kesuksesan saat berakhir buruk dalam mengadaptasi buku gambar karya Marla Frazee. Cobalah pikir, ini seolah menyindir dan meledek superhero kawakan seperti Batman dan Superman klasik yang dulu dikenal karena kostum aksinya yang nyeleneh karena celana dalam mereka berada diluar, sementara dulu hal tersebut sah-sah saja bahwa itu tidak mengganggu identitas mereka sebagai yang terpopuler. Captain Underpants: The First Epic Movie adalah sebuah film "movie pranks" terkonyol dan terbodoh yang pernah dibuat Dreamworks, namun sangat menghibur sebagai action-comedy-superhero yang anti-garing.

Menceritakan dua bocah bernama George (Kevin Hart) dan Harold (Thomas Middleditch) adalah BFF (Best Friend Forever) yang punya selera humor tinggi dan sangat jahil juga senang bercanda. Hobi mereka adalah membuat komik, dan salah satu komik favorit buatan mereka adalah Captain Underpants. Meski begitu Jerome Horwitz Elementary School tempat mereka sekolah sangatlah suram, ditambah kepala sekolah mereka Mr. Krupp (Ed Helms) seorang yang galak dan sangat disiplin sehingga tidak menyukai segala kekonyolan yang dilakukan kedua anak tersebut, Krupp mencoba mencari bukti otentik untuk memisahkan mereka berdua agar perilaku mereka bisa diredam. Sampai akhirnya bukti didapat, dibantu murid paling pintar disekolah namun sama sekali tak punya selera humor, Melvin (Jordan Peele) merekam perbuatan jahil keduanya dengan boneka kura-kura CCTV.



Berangkat dari kejadian tersebut, saya sebenarnya tidak mau membicarakan darimana Captain Underpants itu datang. Pada kenyataannya film ini sudah diluar batas imajinasi dan kelogisan yang tidak dapat lagi dijelaskan. Semua terlalu diluar akal sehat, dari sekedar cincin hipnotis hingga taman bermain yang tiba-tiba ada dihalaman sekolah. Bodoh dan konyol, inilah yang saya dapatkan dari film adaptasi novel epic karya Dav Pilkey. Tapi tentu saja, jika menilik penulis skrip Nicholas Stoller yang menulis dan menyutradarai duologi "Neighbors" dan "Neighbors 2: Sorority Rising", hingga animasi konyol "Storks". Hingga sutradara David Soren yang dulu menggarap film "Turbo" tentang keong nascar. Jika melibatkan mereka berdua film ini memang absurd namun tidak terkesan dangkal, semua dalam balutan energi dan hujan komedi yang liar.

Digarap dengan enerjik dan hiperaktif, meski bisa saya bilang animasi film ini sedikit menyerupai "The Peanuts Movie" (2015), tapi tentu saja film ini tidak sehangat dan selembut itu. Komedi film ini sedikit kasar dan insulting. Namun semua terasa fresh, ejekan, sense of humor, komedi interaktif hingga pelesetan-pelesetan yang deras meluncur dari mulut para karakternya membuat saya tertawa lepas tanpa henti. Semisal Uranus yang dipelesetkan "Your Anus", hingga kebodohan dan kejahilan tanpa henti dilakukan George dan Harold kepada Mr Krupp dan Captain Underpants. Dan salah satunya kemunculan villain jahat yang ingin memusnahkan gelak tawa manusia, Professor Poopypants (Nick Kroll), nama yang terdengar lucu bukan? Ya, bahkan namanya menjadi bahan utama tertawaan dan ejekkan dalam film ini, saat ia hampir meraih piala dan penghargaan nobel atas penemuan terbesarnya menjadi asal muasal motifnya atas dasar kebencian dan amarah.


Semakin keras Anda tertawa, semakin bagus filmnya dan abaikanlah cerita film ini yang sudah jelas tidak akan kamu temukan progress cerita yang menakjubkan. Tapi, saya suka kesan film ini rapih dan tidak berantakan, optimisme Soren yang tahu film ini tidak akan pernah berakhir serius, menggarap skrip Stoller tanpa takut film ini terjebak kehancuran fantastis. Justru sebaliknya, semua perolehan point tertawa film ini tepat sasaran, hingga hal-hal bodoh yang dianggap sepele bagi saya malah menjadi bahan lelucon yang tidak tanggung-tanggung, contohnya sekretaris Mr. Krupp yang rela menunggu telepon berhadiah uang ratusan juta selama berhari-hari. Juga penamaan side-kick villain tak terduga "Anti-Humor Boy", WTF!? Ini kekonyolan luar biasa yang berhasil tertanam sebagai formula anti-depresi yang cukup matang mengadaptasi joke-joke yang asalnya dari novel Pilkey ini.

Ini adalah film terakhir antara kerjasama Dreamworks Animation dan distributornya 20th Century Fox yang berakhir manis, setelah berpindah tangan ke Universal Pictures. Meski belum ada kabar soal penggarapan film sekuelnya, saat kita berpendapat bahwa sub-judul film ini menyebutkan The First Epic Movie, tapi saya harap film ini suatu saat akan kembali dilanjutkan dengan sense of humor yang sama-sama konyol dan bodohnya. Karena film ini dibentuk bukan karena celana dalam superhero-nya, tapi rentetan komedi cerdas sekaligus bodoh yang membuatmu bergelak tawa tanpa henti. Dan juga penyampaian subtil soal rasa kesepian dan persahabatan dalam balutan konflik antara orang berselera humor tinggi dengan anti-humor sejati. Film ini tentu saja worth untuk ditonton.



| Director |
David Soren
| Writer |
Nicholas Stoller
| Cast |
Kevin Hart, Ed Helms, Nick Kroll, Thomas Middleditch, Jordan Peele, Kristen Schaal
| Studio |
20th Century Fox
| Rating |
PG (for mild rude humor throughout)
| Runtime |
89 minutes (1h 29min)



OFFICIAL RATING | CAPTAIN UNDERPANTS: THE FIRST EPIC MOVIE (2017)
Rating Film IMDB

Rating Film Rottentomatoes

0 comments:

Post a Comment