
"You can't trust anyone but family."
Saya jadi teringat dengan salah satu horror indie-classic The Blair Witch Project yang terkenal karena menyampaikan materi horror-nya dengan cara tak biasa melalui kekuatan atmosfer mencekam tanpa harus bersusah payah menakuti penonton dengan jump scare atau penampakan mengerikan seperti halnya hantu, iblis, vampir ataupun zombie sekalipun. Sama halnya dengan It Comes At Night, "It" yang dimaksud dalam judulnya memiliki makna jamak dan tidak bisa dikategorikan sebagai entitas makhluk atau mungkin bisa dikatakan demikian, sebagaimana hal-hal seram yang terjadi dalam film ini justru datang dari sesuatu yang disebut kondisi dan keadaan yang memaksa manusia harus berjibaku untuk bertahan hidup. Psikologis manusia yang dilanda ketakutan ekstrim inilah yang ingin disampaikan oleh sutradara Trey Edward Shults sebagai horror-thriller psychological yang mendebarkan jantung.
Premis filmnya meyakinkan, sebuah zaman pasca-kiamat dimana penyakit menular dan mematikan melanda dunia, tapi tentu saja Shults membuatnya menjadi minimalis, sama seperti 10 Cloverfield Land, set dunia yang diperlihatkan justru hanya dari sepetak keluarga yang hidup terisolasi dalam rumah di tengah hutan, diantaranya Paul (Joel Edgerton), istrinya Sarah (Carmen Ejogo) dan anaknya Travis (Kelvin Harrison Jr.). Sehingga hal-hal di film ini sengaja ditutup-tutupi dan detil isu dalam kiamat pun takkan pernah terjelaskan secara lebih rinci, meski begitu apa yang disampaikan Shults tetap meyakinkan, kekuatan cerita yang dihamparkan secara menakjubkan memberi atmosfer mencekam kala teror tersebut datang dari ancaman dibalik gelapnya hutan, penyakit menular, hingga dilema moral kala manusia berhadapan dengan keputusasaan dan ketakutan. Hingga Paul dan keluarganya didatangi oleh seorang pria misterius dan mencurigakan yang mengaku datang ketempatnya hanya untuk mencari air bersih demi menunjang kehidupan anak dan istrinya yang tinggal beberapa kilometer dari tempat Paul tinggal.
Premis filmnya meyakinkan, sebuah zaman pasca-kiamat dimana penyakit menular dan mematikan melanda dunia, tapi tentu saja Shults membuatnya menjadi minimalis, sama seperti 10 Cloverfield Land, set dunia yang diperlihatkan justru hanya dari sepetak keluarga yang hidup terisolasi dalam rumah di tengah hutan, diantaranya Paul (Joel Edgerton), istrinya Sarah (Carmen Ejogo) dan anaknya Travis (Kelvin Harrison Jr.). Sehingga hal-hal di film ini sengaja ditutup-tutupi dan detil isu dalam kiamat pun takkan pernah terjelaskan secara lebih rinci, meski begitu apa yang disampaikan Shults tetap meyakinkan, kekuatan cerita yang dihamparkan secara menakjubkan memberi atmosfer mencekam kala teror tersebut datang dari ancaman dibalik gelapnya hutan, penyakit menular, hingga dilema moral kala manusia berhadapan dengan keputusasaan dan ketakutan. Hingga Paul dan keluarganya didatangi oleh seorang pria misterius dan mencurigakan yang mengaku datang ketempatnya hanya untuk mencari air bersih demi menunjang kehidupan anak dan istrinya yang tinggal beberapa kilometer dari tempat Paul tinggal.

Moment film ditangkap melalui atmosfer kala mengelilingi tiap bilik kayu rumah Paul yang gelap gulita saat malam datang dengan penerangan seadanya, hingga menyusuri hutan gelap yang mendapati aura mencekam didalamnya. Tapi, tentu saja kita takkan menemukan apa-apa kecuali film ini terdapat keragu-raguan, kecemasan, hingga timbul depresi dan delusi dalam paranoia yang berlebihan. Mungkin film ini berakhir dengan kontradiksi yang menimbulkan pertanyaan dan perdebatan kala konklusi berakhir tidak terjawabkan. Tapi, mungkin inilah yang ingin disampaikan Shults, keraguan, ketakutan disertai teka-teki membingungkan menjadi inti bagaimana manusia normal mampu berubah akibat efek psikologis yang membutakan hati nurani, saat rasa takut menjadi bagian paling menyeramkan dalam diri manusia.
Ya, beberapa point penting memang tidak terjawab secara memuaskan, meski ditutup dengan akhir yang menakjubkan, tragis dan betul-betul gila. Hingga akhirnya "It" hanya sebatas sesuatu yang mengganjal dihati tanpa tahu apa makna dibalik perisitiwa dari segelintir keanehan yang terjadi di rumah Paul, kecuali kita memaksakan sendiri konotosi dibalik hal tersebut secara implisit antara aneh dan mengganggu, terlebih delusi dari mimpi-mimpi surealis yang terjadi pada Travis membuat hal-hal yang nampak terjadi menjadi semakin membingungkan dan sepenuhnya abstrak. Tapi, tentu saja jangan pernah terjebak oleh rekayasa cerita Shults, kita takkan pernah tahu siapa yang sesungguhnya jahat di film ini, apakah sesungguhnya hantu sang kakek menjadi asal muasal penyebab atau mungkin ada hal lain yang menjadi indikasinya. Ya, It Comes At Night adalah film horror yang membingungkan hingga saat ini.


SPOILER ALERT!
Ini hanya teori dan opini pribadi yang liar untuk sedikit menjelaskan setumpuk pertanyaan dalam film ini. Tahu kenapa Shults mengawali kisahnya dengan pembunuhan yang dilakukan Paul dan keluarganya terhadap kakek Bud? Dalam kondisi penyakit yang dideritanya, saya rasa Bud menjadi hantu penasaran. Memang hantu Bud tidak dijelaskan secara eksplisit, melalui gangguan atau penampakan secara langsung. Namun justru datang melalui mimpi-mimpi buruk yang dialami Travis. Memang ambigu, tapi bukankah wujud hantu tidak sepenuhnya meneror melalui poltergeist atau teror hantu konvensional semacam itu. Apalagi melihat bahwa Travis secara pribadi merasa kehilangan saat melihat kakeknya ditembak dan dibakar didepan matanya sendiri. Membuat Travis seolah memberi pesan kepada cucu terdekatnya tersebut sebagai pesan yang mengerikan.
Coba ingat dan pikir, siapa yg membuat anjing Stanley berlari menuju hutan, lalu pas dikejar oleh Travis tiba gonggongan beserta anjingnya ikut menghilang, dan suatu malam setelahnya, Travis terbangun (aneh tiba-tiba ia terbangun diwaktu tersebut dan ngelonyor turun ke bawah meski telah dibahas kalau ia memiliki penyakit susah tidur, yang tidak lain karena mimpi buruknya selama ini, menemui Kim? Saya rasa itu konyol) dan secara mengejutkan tiba-tiba menemukan anak Will, Andrew, tertidur (terkapar) di luar ruangan (Ingat? Ruangan Bud!), dan pintu merah terbuka dari dalam dan setelahnya Travis mendengar suara aneh seperti ada seseorang dan kemudian secara mengejutkan Stanley terkapar belumuran darah. Dan saat ditanya mengenai soal kenapa Andrew bisa keluar dan tertidur ditengah ruangan Bud, dan ia mengatakan lupa apa yg telah terjadi pada dirinya. Bukankah sudah jelas, Andrew tidak punya penyakit tidur berjalan, dan ia tidak ingat apa yg terjadi dengannya.
Mengenai penyakit menulari Travis? Saya rasa kita bisa menafsirkan sendiri-sendiri. Apakah hantu tersebut bisa secara langsung menulari penyakit tersebut atau tidak. Toh, saya juga berpikir begini, Shults memang berencana tidak membuat hantu terlihat nyata, meski hantu dijelaskan melalui mimpi buruk, karena tujuannya disini adalah teror psikologis manusia dengan bumbu teka-teki dan moral dalam wabah penyakit yang tak terjelaskan, ini seperti siratan makna lukisan Triumph of the Death di kamar Travis, dan bukan soal jelmaan hantu Bud. Meski pesannya disampaikan secara subtil, teori saya mengatakan film ini adalah film hantu yang sengaja tidak menjelaskan bahwa ini adalah film hantu.

| Director |
Trey Edward Shults
| Writer |
Trey Edward Shults
| Cast |
Joel Edgerton, Christopher Abbott, Carmen Ejogo, Trey Edward Shults, Riley Keough, Kelvin Harrison Jr.
| Studio |
| Studio |
| Rating |
R (for violence, disturbing images, and language)
| Runtime |
91 minutes (1h 31min)
![]() |
![]() |
OFFICIAL RATING | IT COMES AT NIGHT (2017)
Aku cukup surpise kalo ternyata orang-orang (termasuk kamu) bisa kepikiran hal-hal rumit soal apa yang sebenarnya terjadi di film ini hahahha.. :D
ReplyDeleteAh, tapi aku lebih condong ke arah sureal dan metaforis aja... semua mimpi ga jelas si Travis cuma mimpi bawah sadar doi karena kecemasan yang ditekan sih. Lalu apa yang sebenarnya terjadi di akhir... nah itu baru hanya Tuhan yang tahu.. :D