LEMONVIE: 2007
Showing posts with label 2007. Show all posts
Showing posts with label 2007. Show all posts
100 Film Terbaik Tahun 2000-2010 | LEMONVIE (part.1)

Begitu banyak film yang pernah saya tonton dan banyak juga yang sebenarnya ingin saya bahas. Tapi, berhubung waktu yang tak bersahabat dan juga dunia film yag selalu up to date, saya pikir terlalu mustahil mengulasnya ulang satu-persatu. Jadi, artikel ini bertujuan untuk meringkas secara padat dan tepat film yang menurut Saya best of the best yang pernah rilis dari tahun 2000-2010. So, disini saya akan mengulasnya sebanyak 100 film. Dan untuk film-film yang terdiri dari sequel-prequel, trilogy, atau yang ber-part2, akan saya anggap menjadi satu film. Dan juga artikel ini tidak saya buat secara berurutan dari yang baik ke terbaik (1-100). Jadi, sistemnya berdasarkan rating yang tertera. Oke langsung saja kita mulai dari nomor seratus, check this below!

100. Transformers (2007)

100. Transformers
"Why are we fighting to save the humans? They're a primitive and violent race."
Dimulai dari film karya Michael Bay yang satu ini. Mungkin nama Michael Bay sudah santer terdengar dengan karyanya yang cuman menjual efek CGI gila-gilaan tapi minim kualitas. Diikuti ketiga installment-nya, Revenge of Fallen, Dark of the Moon, dan satu lagi Age of Extinction yang cuma beda tokoh utama. Dan semuanya berhasil sukses di tangga box office tapi gagal dipuji kritikus. Tapi, ketimbang melihat sesuatu secara subjektif, mungkin saya lebih berpikir bahwa ada satu bagian terbaik yang pernah Bay buat yaitu first Transformers. Ada sesuatu yang berbeda dari yang satu ini adalah visual efek di film ini rasanya tak pernah bisa dilupakan dan benar-benar bekerja maksimal. Saya sanksi bahwa setiap scene pertempuran di film ini bikin mata saya meledak-ledak dan emosional. Bahkan klimaks pertempuran film ini terasa sangat epik dan bikin saya mengulang lagi dan terus mengulang lagi film ini tanpa rasa bosan. Dan itu semua berhasil menutupi jeleknya naskah cerita dan dialog-dialog over Shia Labeouf yang ga penting.🎬

99. Memoirs of Geisha (2005)

99. Memoirs of Geisha
"The heart dies a slow death. Shedding each hope like leaves, until one day there are none. No hopes. Nothing remains."
Mungkin cuman film ini yang sanggup menggambarkan betapa indah dan elegannya kultur budaya negara jepang dan pedihnya kehidupan seorang geisha. Selaku sutradara, Rob Marshall berhasil memboyong tiga oscar sekaligus cukup menggambarkan betapa berkelasnya film ini dimata dunia. Yaps, sinematografi dan nuansa indah film ini telah membangkitkan perjuangan seorang geisha dari cerita gadis kecil kesepian hingga tumbuh menjadi wanita dewasa terhormat, menimbulkan sebuah rasa iba, kesedihan, kesepian, pahit-manis dan kegalauan kehidupan cintanya. Dan itu semua berkat akting para pemerannya yang sukses mengantarkan arti seni sebuah film. 🎬

98. 300 (2006)

98. 300
"This is Sparta!"
Rasanya tidak afdol jika tidak memasukkan film yang memiliki teriakkan fenomenal dari Gerard Butler, "This is Spartannnn!!!", karya Zack Synder ini dalam satu barisan film terbaik. Meskipun film ini benar-benar mengumbar keseksian otot-otot para lelaki. Tapi, film ini punya daya tarik dari setiap moment yang berhasil diciptakan secara menawan dan juga gerakan slow motion yang terasa artistik. Walau memang perjuangan dari 300 orang spartan ini melawan ratusan ribu tentara kedengarannya terlalu over dramatic and absurd. Tapi, mungkin saat menontonnya secara langsung kita akan terbawa suasana over dramatic dan absurd ini ketingkat aksi spektakuler, powerful, tensi tinggi, dan juga horor. 🎥

97. Inglourious Basterds (2009)

97. Inglourious Basterds
"Oooh, that's a bingo! Is that the way you say it? "That's a bingo?""
Kalau ditanya soal film kerok dan banyak bacotnya, sudah pasti nama Quentin Tarantino ada dibarisan pertama orang yang namanya selalu ditunggu-tunggu karya stres apalagi yang akan dibuatnya. Mengambil setting perang nazi dan para nazi hunter gila yang sama sadisnya dengan Adolf Hitler. Walau film ini cuman naskah asal-asalan Quentin yang tak ada sangkut pautnya dengan true story of world war, pastinya film yang penuh dengan orang-orang sadis, stres, gila, abnormal, dan tak berperikemanusiaan ini tetap sebuah hiburan berkelas tinggi. 🎬

96. Hachi: A Dog's Tale (2009)

96. Hachi: A Dog's Tale
"Look, you don't have to wait anymore. He's not coming back."
Film Hachiko mungkin bukanlah film besar dan fenomenal. Tapi, film ini punya impact luar biasa ketika Lasse Hallström mampu memberi nuansa yang hangat dan renyuhan hati bagaimana sebuah kesetiaan seekor anjing bisa memberi dampak emosional yang terasa kuat dan menjanjikan bisa bikin banjir air mata (Dan jujur saya tak sanggup lagi menonton film ini untuk kedua kalinya, sedih banget bro apalagi dentingan piano film ini, tambah jadi sedihnya... 😭). Ya, memberikan sebuah fakta bahwa kesetiaan seekor anjing bisa lebih besar ketimbang kesetiaan manusia itu sendiri. Sebuah film drama keluarga sederhana yang berhasil menjadi one best of the tears movie ever.

95. Harry Potter (2001-2011)

95. Harry Potter
"Wingardium Leviosa..."
Mungkin di dunia ini tak ada yang tak kenal sosok Harry Potter karya J.K. Rowling. Sebuah fakta umum bahwa film ini telah menjadi sebuah cult movies dengan ribuan bahkan jutaan fans yang tersebar di seluruh dunia. Mungkin tak perlu mengatakan apa-apa soal film ini karena buat yang sudah nonton film ini pasti jelas sudah mengenal betul detil film ini luar dan dalam tanpa dijelaskan. Dan juga kualitas cerita kedelapan seri film ini tak pernah sedikitpun tergoyahkan dan tak pernah masuk dalam kategori jelek meski posisi sutradara sendiri sering dirombak secara berkala. Ya, sebuah fenomena film yang tak pernah bisa dilupakan, memorable character, dan magis.

94. Slumdog Millionaire (2008)

94. Slumdog Millionaire
"Money and women. The reasons for make most mistakes in life. Looks like you've mixed up both."
Fenomena acara televisi "Who Ones to be a Millionaire" saat itu memang sedang digandrungi oleh setiap kalangan masyarakat baik pria, wanita, anak-anak, remaja, dewasa, maupun orang tua diseluruh dunia.Ya, hal tersebut karena kuis yang ditampilkan memang terasa dramatis, menegangkan, seru, begitu panas, dan menjawab setiap pertanyaan dengan 15 soal pilihan ganda itu menjadi sesuatu yang sangat sulit bahkan oleh orang pintar sekalipun. Ya, itupun setara dengan hadiah uang yang didapat oleh peserta. Dan fenomena ini berhasil dimanfaatkan oleh Danny Boyle selaku sutradara. Dengan setting negara India sebagai upaya mengatakan bahwa di belahan dunia manapun kuis ini sedang digandrungi. Danny telah membawa semua pengaruh kuat acara tersebut kedalam filmnya yang jauh lebih menegangkan, dramatis, emosional, dan penuh intrik. Semua dipersentasikan dengan sinematografi sangat rapi dan beutiful performance acting.

93. The Mist (2008)

93. The Mist
"They're... they're dead. For what?"
Akan ada dua kubu penonton yang berbeda pendapat tentang klimaks cerita film ini. Kubu pertama mengatakan ending film ini berkelas dan sangat tak terduga, tapi kubu kedua mengatakan bahwa ending film ini buruk dan dummy. Dan saya adalah orang yang berada di kubu pertama, bahwa saya menyaksikan sebuah twist yang benar-benar WTF! Tapi, mengabaikan ending yang memang bedebah, cerita horor dari penulis terkenal Stephen King dan sutradara Frank Darabont ini memang penuh kengerian. Ya, kisah horor kabut yang tiba-tiba menyerang kota ini memang penuh dengan teror misteri yang benar-benar mengganggu psikologis tidak hanya menyerang dibagian luar tapi juga menyerang di bagian dalam.

92. Dannie Darko (2001)

92. Donnie Darko
"Why are you wearing that stupid bunny suit?"
Aneh dan creepy, inilah dua hal yang saya rasakan ketika pesona pertama young Jake Gyllenhaal muncul disini. Ya, dia adalah orang yang benar-benar aneh tapi punya pesona menarik yang mampu me-leading film ini. Film bertema time travel ini memang benar-benar punya atmosfer misteri yang menusuk. Sutradara debutan Richard Kelly sudah berhasil memberikan sebuah twisted dan time spiral yang membingungkan tapi tetap krispy. Sebuah sajian film misteri yang benar-benar membuat otak membludak, mengganggu, aneh, tapi betul-betul bikin penasaran.

91. Taken (2009)

91. Taken
"I will look for you, I will find you, and I will kill you."
Bukan pesona Liam Neeson atau alur cerita atau antagonis yang ada di film ini yang membuatnya menjadi hebat. Tapi, tensi film ini yang terus-terusan bergejolak bagaikan piston jantung yang digenjot tanpa habisnya. Ya, sangat dramatis sekali bagaimana seorang ayah mencoba menyelamatkan anaknya yang hampir dijadikan pelacur. Bahkan semua tindakan Bryan Mills ini benar-benar buat saya emosi dan girang melihat betapa geramnya melihat para penjahat ini dibunuh satu-persatu. Dan endingnya ini, Wow! Dramatis dan sangat bagus. Walau sekuel-sekuel selanjutnya malah buruk dan memprihatinkan. Well, ini salah satu film action terbaik saat itu.

to be continued... 😃
Lars and the Real Girl (2007)

SINOPSIS :

Berkisah tentang Lars (Ryan Gosling) tinggal di garasi milik ayahnya, pada rumah yang sama dengan kakak laki-lakinya, Gus (Paul Schneider) dan istrinya Karin (Emily Mortimer). Lars seorang penyendiri, dan enggan bergaul dengan orang sekitarnya, bahkan kakaknya sendiri. Suatu saat, Lars kedatangan seorang tamu perempuan. Tamu yang dikatakannya spesial. Dan ternyata tamu itu adalah seorang s*x doll bernama Bianca, yang kemudian dikenalkan Lars sebagai kekasih barunya.
Sweeney Todd: The Demon Barber of Fleet Street (2007)

SINOPSIS :
Seorang pria bernama Sweeney Todd aka Benjamin Barker (Johnny Depp) yang bekerja sebagai tukang cukur datang ke London untuk menuntut balas dendam terhadap hakim yang telah merebut kebahagiaan bersama istri dan anaknya. Rencananya ini dibantu seorang penjual kue pai bernama Mrs. Lovett.

REVIEW (SPOILER ALERT!) :
Memang, tema yang selalu dibawa oleh Tim Burton dengan gaya eksentrik, gelap dan gothic adalah kesukaan dan ciri khasnya. Kali ini Burton menghadirkan yang bisa saya sebut karya masterpiece drama musikal yang dicampur kekelaman dan kegelapan yang amat amat terasa menarik sepanjang Saya menonton film ini. Saya pun takjub dan begitu menyanjung akting Johnny Depp di film ini. Saya tidak menyangka kemampuan aktingnya ternyata tidak terbatas menjadi aktor dengan gaya selengek'an atau juga lucu, tetapi disini Saya bisa kasih jempol karena aktingnya yang begitu serius dengan tampang seram dan menakutkan di film ini.

Kekejaman si Sweeney pun benar-benar terasa dengan darah-darah berceceran ketika ia membunuh siapapun yang dapat menghalangi jalannya untuk balas dendam. Juga Saya pun bisa merasakan kengerian dari ekspresi wajahnya tersebut ketika melakukannya. Bagi Saya pun begitu bagi para aktor lain yang telah bernyanyi dengan baik dan suara mereka pun merdu sekali, terutama si Anthony (Jamie Campbell Bower) yang menyanyikan "I Feel You, Johanna" kepada si Johanna (Jayne Wisener) yang buat Saya tersentuh dan jadi sangat memorable bagi Saya pribadi.

Jalan cerita yang diusung disini sih memang rada sering di buat dalam film-film pada umumnya, yaitu sebuah film bertema balas dendam. Tetapi, sesuatu yang istimewa dan berbeda disini adalah jalan cerita yang buat saya lumayan bagus untuk diikuti. Tetapi ada masalah yang mulai membuat Saya prihatin dalam film ini yaitu saat film berjalan di tengah-tengah, saat si Sweeney gagal melakukan balas dendam dan alhasil jalan cerita yang sudah kuat di bagian awal jadi agak melenceng dengan adegan kanibalisme yang agaknya menjadi plot hole dan juga agak terasa lambat temponya. Tapi, untung kemudian tensi menjadi naik kembali ketika film mencapai puncaknya, yaitu twist ending yang buat saya menarik dan menjadi ending yang bagus buat film ini dan menjadikannya makna bahwa balas dendam dan amarah adalah sesuatu yang buruk dan menyakitkan.

Overall, meski tema yang di usung adalah drama musikal, tetapi film ini masih mempunyai sense horor tersendiri ketika Anda menikmati film ini.

Sweeney Todd: The Demon Barber of Fleet Street (2007)
Sweeney Todd: The Demon Barber of Fleet Street (2007)
Sweeney Todd: The Demon Barber of Fleet Street (2007)